Seminar kesehatan bertema “Vaksin Booster, Efektif Untuk Varian Omricon?” digelar secara online di Bogor oleh STIkes Bogor Husada. Kegiatan ini mendapatkan antusias tinggi karena dihadiri oleh berbagai lapisan usia.
Webinar ini dipandu oleh Master Of Ceremony Ajeng Mirayanti Kusuma, dan dimoderatori mahasiswa STIKes Bogor Husada Reza Pratama Saputra.
Dr. Martinasari Lubis, MARS, salah satu narasumber seminar mengatakan, WHO menetapkan varian Omicorn sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VoC).
Sementara itu, varian virus yang termasuk VoC adalah virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan, peningkatan kematian, dan disebut berkemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
WHO mengatakan, saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.
“Dilansir dari NBC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, gejala Covid-19 dari Omicron yang paling umum sejauh ini adalah Demam, Batuk, Flu, dan Sakit Tenggorokan,” ujar Dr Martinasari.
Menurut apt. Rahmadhani Tyas A., M.Farm.Klin, narsum seminar kesehatan STIKes Bogor Husada lainnya, re-infeksi setelah vaksinasi bisa terjadi karena beberapa faktor.Ppenurunan kondisi sistem imun akibat kurang taat pada protokol kesehatan dapat menjadi penyebab utama.
Selain itu, virus yang masih terus bermutasi juga bisa menyebabkan kejadian reinfeksi. Namun demikian, kondisi reinfeksi pada orang yang telah tervaksin dapat memberikan imunitas hibrida/imunitas super, yang mana kondisi sistem imun akan jauh lebih kuat dalam mengenali jenis virus corona.
Narasumber selanjutnya, Yuanita Viva Avia Dewi, SST., M.Kes, memaparkan, menjaga kesehatan fisik di masa Pandemi sangat penting.
Di antaranya, dengan cara menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan yaitu dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir menggunakan sabun atauhand sanitizer, rutin membersihkan badan dengan cara mandi, keramas, dan menggosok gigi, rutin memotong kuku, selalu mengganti pakaian agar terhindar dari debu dan kotoran, dan selalu membersihkan rumah.
Narsum terakhir Seminar Kesehatan STIKes Bogor Husada, Rahmi Dzulhijjah, S.Gz, M.Gz, menjelaskan orang yang sedang isolasi mandiri perlu dipenuhi asupan gizi dari makanannya. Makanan yang bisa dipilihan yaitu makanan yang bersumber antioksidan, vitamin dan mineral, sumber protein dan probiotik.
“Selain adanya pemenuhan dari makanan, perlu pembatasan dalam mengonsumsi gula, garam dan lemak dalam seharinya,” kata Rahmi.
Asupan cairan perlu dikonsumsi minimal dari air 8 gelas dan umumnya 1/3 cairan bisa didapatkan dari makanan. Panduan isi piringku bisa digunakan untuk orang yang sedang isolasi mandiri, namun hanya perlu ditambahkan porsi dan pemilihan jenis makanannnya.