Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bogor Husada, menggelar Uji Publik calon Panitia Seleksi Satuan Tugas (Capansel Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Uji Publik calon PPKS ini digelar melalui daring, Selasa (23/01/2024).

Kekerasan seksual di lingkungan pendidikan merenggut kemerdekaan pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya dengan sehat, aman, nyaman, dan optimal. Kekerasan seksual dengan berbagai bentuknya menimbulkan kerugian yang dialami oleh mahasiswa maupun pendidik dan tenaga kependidikan sehingga menjadi penghambat bahkan menghilangkan kesempatannya untuk belajar dan/ atau bekerja.

Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang berintegritas dan menciptakan lingkungan kampus yang aman maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bogor Husada Membentuk Panitia Seleksi sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.

Acara dibuka dengan sambutan Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan Bapak Ksatriadi W. Dwinugraha, S.Gz., M.Si yang menyatakan bahwa proses Uji Publik calon panitia seleksi ini merupakan langkah strategis dalam memastikan bahwa kita STIKes Bogor Husada dapat memiliki panitia yang berkualitas, kompeten, dan mampu menjalankan tugas dari panitia seleksi ini yaitu, merumuskan bakal calon Satgas PPKS  di kampus kita. 

Setelah sambutan yang diberikan, proses uji publik dilanjutkan dengan pemaparan dari masing-masing calon pansel terkait isu kekerasan seksual. Enam orang calon pansel ini memberikan pemaparan yang beragam mulai dari isu kekerasan seksual dari sisi peranan mahasiswa, dosen, ataupun tendik melalui sosial media, verbal, ataupun non verbal. Seluruh calon pansel yang melakukan presentasi kemudian menjalani tanya jawab serta mendapat masukan dari para panelis.Enam orang bakal calon Panitia Seleksi (Pansel) Satgas PPKS, yang terdiri dari tiga dosen, dua tenaga pendidik (tendik), dan satu mahasiswa. 

Sementara untuk tim penguji bagi calon pansel Satgas PPKS yaitu, Nina Nuraeni, S.Si, S.Pd, MARS dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bogor (DP3A) dan drs. Slamet Mulyono, M.Kes selaku Ketua Yayasan Husada Bogor bertugas untuk secara bergantian melakukan tanya jawab dengan calon pansel secara bergantian adapun pertanyaan yang menanyakan contoh-contoh kasus kekerasan seksual yang ada di lingkungan kampus. 

Selain penguji, kegiatan ini juga diikuti oleh civitas akademika STIKes Bogor Husada serta masyarakat yang tergabung secara daring baik yang di Zoom maupun di Youtube STIKes Bogor Husada. Tak hanya penguji saja, perwakilan mahasiswa, tendik, dosen, ataupun masyarakat yang hadir di tempat tersebut juga mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada para calon pansel PPKS STIKes Bogor Husada.

Perlu diketahui, STIKes Bogor Husada mengutus 10 orang untuk mengikuti seleksi calon pansel PPKS, dan ke sepuluh orang yang merupakan perwakilan dosen, tenaga pendidik dan mahasiswa ini mengikuti pelatihan di LMS. Pelatihan LMS tersebut, hanya 6 orang yang dinyatakan lulus pelatihan dan ujian di LMS, dengan demikian hanya enam orang tersebutlah yang dapat mengikuti uji publik yang dilaksanakan pada hari ini dan nanti akan dipilih 5 orang panitia seleksi walaupun memang semuanya sebetulnya layak menjadi panitia seleksi. Sebagaimana mengacu pada peraturan nomor Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan pedoman ppks, perguruan tinggi hanya bisa memilih yang beranggotakan ganjil dengan minimal 3 orang dan maksimal 7 orang panitia seleksi.

Adapun keenam bakal calon pansel PPKS yang mengikuti uji publik tersebut 3 orang dari perwakilan dosen yaitu Dwikani Oklita Anggiruling, S.Gz., M.Si, Yuanita Viva Avia Dewi, SST, SPd, M.Kes, Rhamal Amir, M.Farm. Kemudian 2 orang dari perwakilan tendik yaitu Yusnita, S.E, Chyntia Nurul Adha, S.KM dan 1 orang perwakilan mahasiswa yaitu Atria Gusthira berasal dari program studi S1 Gizi.

“saya berharap atas nanti terpilihnya 5 orang dari panitia tersebut dapat memiliki tim yang solid, siap bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga kita mendapatkan panitia seleksi yang berkualitas, kita dapat memiliki pondasi yang kokoh dan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik khususnya untuk civitas akademika STIKes Bogor Husada. pungkas Wakil Ketua III STIKes Bogor Husada.